Arus informasi yang deras di zaman internet ini membuat kita menerima banyak pandangan tentang kebaikan dan keburukan dari pelbagai arah. Pandangan tersebut biasanya disertai contoh-contoh yang menyentuh perasaan, seperti penyerangan, pelecehan, penistaan, atau diskriminasi manusia terhadap manusia lainnya. Sikap emosional kita atasnya kerap membuat kita mengamini satu pandangan tertentu, tanpa memeriksa kembali konsekuensi sikap tersebut terhadap Kebenaran.
Padahal ada banyak pendapat tentang nilai yang sudah menjauhi Kebenaran, bukan saja karena mempunyai ukuran kebenaran baru, melainkan bahkan tak lagi mempercayai Kebenaran dan kemampuan manusia mengenalinya. Dalam keadaan demikian, perbuatan baik dan buruk menjadi sangat cair, tak tetap, bahkan tak lagi berarti. Seseorang atau suatu perbuatan dinilai baik hanya jika tak mengganggu kepentingan orang lain, sekalipun yang diperbuatnya adalah kemaksiatan.
Dalam INSISTS Saturday Forum (INSAF) pekan ini, kita akan membahas dan membandingkan pemikiran dua filsuf dari dua tradisi berbeda, Friedrich Nietzsche (Barat) dan Syed Muhammad Naquib Al-Attas (Islam), tentnag konsep nilai yang menentukan sesuatu baik atau buruk. Kami mengundang Haryanto, M.Ud., yang pada mulanya meneliti tema ini untuk tesis magister Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Darussalam (UNIDA), Gontor. Sebelumnya, Ustadz Haryanto memperoleh gelar sarjana di bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Bandung (UNISBA).
***
as-salāmu ‘alaykum wa rahmatullāhi wa barakātuh…
Hadirilah INSISTS Saturday Forum (INSAF):
Tema: “Konsep Nilai menurut Nietzsche dan Al-Attas”
Pembicara: Haryanto, M.Ud. (Alumnus Magister Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Darussalam, Gontor)
Sabtu, 1 Desember 2018
Pkl. 10.00 – 12.00 WIB
Aula Imam al-Ghazali, INSISTS, Gedung Gema Insani Lt.1
Jl. Kalibata Utara 2 No.84 Jakarta Selatan
Informasi: Telp: 021-7940381 / WA: 0812 9081 5528
