Sejak awal 1990-an, perekonomian Indonesia memberikan optimisme terhadap umat Islam yang menginginkan sistem ekonomi Islam. Hal ini ditandai oleh kemunculan Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan lalu disusul oleh pendirian “versi syariah” beberapa bank lain, baik milik BUMN maupun swasta. Di tingkat lebih kecil seperti pedesaan, ekonomi Islam –atau yang lebih sering disebut “ekonomi syariah”- seperti ini juga menggeliat, baik melalui BPR, koperasi, atau bentuk lain. Pengelolaan ekonomi dan keuangan di tengah umat, dengan demikian, menjadi lebih efisien dan dikelola secara professional.
Perkembangan ini turut berpengaruh pada dunia akademik. Jurusan Ekonomi Islam/Syariah di pendidikan tinggi berdiri di mana-mana, termasuk di kampus negeri sekuler. Secara pragmatis, hal ini berguna bagi pemenuhan kebutuhan tenaga professional di bidang ekonomi Islam. Namun secara konseptual, kita masih menemukan beberapa kekurangan di sana-sini. Sebagian orang menganggap perbankan Islam hanya suatu bentuk lembaga ribawi baru dengan istilah-istilah Islam, sedangkan sebagian yang lain memanfaatkannya bagi upaya akumulasi modal dan memperkaya diri, tanpa komitmen terhadap pengembangan perekonomian umat Islam secara lebih adil dan luas. Beberapa kalangan yang lebih bijak menyikapi –dan bahkan terlibat aktif di dalam- dunia perekonomian tersebut masih menaruh optimisme. Menurut mereka, masa-masa sulit bagi ekonomi Islam untuk meraih kepercayaan publik, menjalaninya dengan profesional dan etis, dan memajukan taraf kehidupan umat akan dapat dilalui oleh kesungguhan dan keikhlasan.
Kita tentu perlu menjadi bagian dari optimisme itu. Kekurangan bahkan kesalahan yang masih tampak di dunia perekonomian Islam dapat dibenahi, pertama-tama dan yang paling utama, melalui pemahaman yang benar terhadap hakikat ekonomi Islam. Dalam workshop ini, ada 5 konsep kunci ekonomi yang akan dikaji secara filosofis-teoritis sesuai pandangan hidup Islam. Pengkajian di tataran filosofis dan teoritis ini amat penting, untuk memperkaya aspek fiqhiyah dari ekonomi Islam yang sudah berlangsung.
Workshop Eksekutif ini akan diampu oleh Dr. Ugi Suharto, salah satu pendiri INSISTS dan mantan Assoc. Prof. University College of Bahrain. Selain mengajar Ilmu Ekonomi Islam di Malaysia, Inggris, dan Bahrain, Dr. Ugi juga sempat mengajar ilmu hadits di almamaternya, International Institute of Islamic Thought and Civilizations (ISTAC) saat dipimpin Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
***
as-salāmu ‘alaykum wa rahmatullāhi wa barakātuh…
Hadirilah Workshop Eksekutif Ekonomi dan Perbankan Syariah:
Tema: “Tinjauan Kritis terhadap Bank, Uang, Utang, Riba, dan dan Bunga: Perspektif Islam”
Pembicara: Dr. Ugi Suharto (Pendiri INSISTS, mantan Assoc. Prof. University College of Bahrain)
Ahad, 9 Dzulqa’dah 1439 / 22 Juli 2018
Pkl. 09.00 – 17.30 WIB
Hotel Sofyan Betawi, Jl. Cut Mutia No. 9
Jakarta Pusat
Biaya: Rp750.000 (terbatas untuk 20 peserta, transfer ke BCA 5010 2577 29 a.n. Raikaty S. Panyilie)
Fasilitas: welcome drink, coffee break, makan siang,
makalah (terindeks Scopus), seminar kit, dan sertifikat
Pendaftaran: bit.ly/WEPS_INSISTS2018
Informasi: Telp: 021-7940381 / WA: 0812 9081 5528