Rumusan maqāṣid al-sharīʿah Imām al-Shāṭibī tidak bisa dilepaskan dari pengaruh para ulama uṣūl al-fiqh sebelum beliau seperti Imām al-Shāfiʿī, Imām al-Juwaynī, Imām al-Ghazālī, al-ʿIzz ibn Abd al-Salām, Shihāb al-Dīn al-Qarāfī, dan para ulama uṣūl al-fiqh lainnya dari kalangan Mazhab Mālikī. Lalu, dengan dengan kreatif dan inovatif – tanpa merusak teori-teori uṣūl al-fiqh yang telah ada – beliau merumuskan kembali kaedah maqāṣid al-sharīʿah tersebut agar Sharīʿah yang diturunkan oleh Allah dapat difahami dan diamalkan secara moderat (wasaṭiyyah). Sayangnya, para tokoh modenis dan liberal, sebut saja seperti Fazlur Rahman, Muḥammad ʿĀbid al-Jābirī, Tariq Ramadan, dan beberapa tokoh Muslim liberal di Indonesia menyalahfahami dan menyelewengkan penggunaannya dengan tujuan misalnya untuk merumuskan sebuah teori baru seperti teori double movement, teori maqāṣid al-sharīʿah “baru”, atau juga demi menghalalkan pernikahan beda agama, pernikahan sejenis, mengamin Pluralisme Agama (semua agama sama, sama-sama menuju Tuhan yang sama) dan lain-lain. Tujuan INSISTS Saturday Forum kali ini ialah mengenal apa dan bagaimana konsep maqāṣid al-sharīʿah al-Shāṭibī, meninjau kembali penggunaan dan penerapannya oleh para tokoh modernis dan liberal, dan mengapa ia diselewengkan?
*****
as-salāmu ‘alaykum wa rahmatullāhi wa barakātuh…
Hadirilah INSISTS Saturday Forum:
Tema: “Konsep Maqasid al-Shari’ah Imam al-Shatibi dan Penyalahgunaannya oleh Kelompok Modernis dan Liberalis”
Narasumber: Edi Kurniawan, M.Phil. (Alumnus CASIS UTM Kuala Lumpur)
Sabtu, 02 Desember 2017
Pkl. 10.00 – 12.00 WIB
Aula INSISTS, Gedung Gema Insani Lt.1
Jl. Kalibata Utara 2 No.84 Jakarta Selatan
Informasi: Telp: 021-7940381 / WA: 0812 9081 5528