Oleh: Mohammad Iqbal
Akan kukisahkan padamu kalimah bermakna yang hanya dipahami umat yang khusyuk
Bagi bangsa-bangsa dunia, naïf menandakan kekuatan dan isbat menandakan keindahan
Nafi dan isbat dipadukan menunjukkan kemampuan mengendalikan alam semesta
Inilah kunci-kunci pembuka pintu semesta
Keduanya adalah penentu alam yang senantiasa Menjadi ini
Gerak lahir dari nafi, diam lahir dari isbat
Sebelum rahasia nafi kita hayati sedalam-dalamnya
Belenggu illa Lllah (selain Allah) takkan dapat dihancurkan
Awali setiap kerja di dunia ini dengan kalimah nafi la ilah
Inilah tingkatan pertama insan Tuhan
Suatu bangsa yang membakar dirinya sejenak dalam panasnya
Berarti mencipta kembali dirinya dari abunya sendiri
Menyatakan “Tidak” kepada selain Allah adalah tanda Hidup
Alam semesta selalu diperbaharui dengan kegemparannya
Tidak setiap orang terpengaruh oleh majenunnya
Tidak setiap timbunan jerami kering siap menangkap apinya
Jika ekstase ini menyentuh hati pribadi yang hidup
Ia mampu membangunkan pengemis yang malas agar bergegas segera
Maukah kau jadi budak yang melawan tuannya merebut hak-haknya?
Lalu tanamlah benih Tidak di tangan debunya
Barangsiapa yang memiliki semangat berkobar dalam hatinya
Ia akan disegani melebihi Hari Kiamat
Tidak adalah pengganti hembusan kekerasan
Ia adalah gemuruh suara Guntur, bukan suara suling yang menyayat
Tiupannya mengubah setiap yang ada menjadi tak ada
Dengan begitu kau muncul dari kolam Keberadaan
Akan kukisahkan padamu sejarah orang Arab
Agar kau paham segi baik dan buruknya
Pukulan mereka menghancurkan Lat dan Manat berkeping-keping
Hidup dalam dinding-dindingnya mereka bebas dari segala ikatan
Setiap baju tua mereka koyak-moyak
Khusrau dan Caesar menjumpai kiamat di tangan mereka
Dalam sekejap gurun-gurun dibanjiri oleh hujan kilatnya
Di waktu lain lautan-lautan diamuk oleh badai gelombangnya
Seluruh dunia tak lebih dari setumpuk jerami dan hangus terbakar
Itulah perwujudan dari Nafi la ilah
Mereka bergerak terus hingga dunia lama runtuh
Dan dari rerontoknya mereka bangun dunia baru
Seruan azan adalah tanda kebangkitan pertama
Apapun yang dilahirkan adalah hasil dari benih yang mereka semai
Cahaya bunga tulip telah mereka nyalakan
Lalu mereka bawa dari tepi-tepi sungai mereka
Kalimah selain Allah (illa Llah) mereka coretkan dari lubuk dadanya
Karena itu ratusan dunia baru lahir di tangan mereka
Kau saksikan yang serupa terjadi di masa penjajahan Barat
Modal dan buruh saling berbaku hantam
Ketika Rusia merasakan hatinya terdera
Kata-kata Nafi lahir dari kedalaman kalbunya
Lantas dihancurkannya dunia lama
Dan dengan pisau tajam disayatnya pembuluh darah dunia
Telah kuperiksa dengan cermat kesaksian mereka
Tak ada raja, gereja maupun dewa-dewa
Pikirannya tetap terikat pada angin badai Nafi
Dak tak beranjak menuju Isbat illa Llah
Suatu hari mungkin akan dating saatnya mereka membebaskan diri
Dari kekangan naïf la ilah melalui tenaga ekstase
Hidup tak boleh berhenti pada la ilah
Alam semesta bergerak menuju illa Llah
Nafi dan isbat keduanya diperlukan oleh bangsa-bangsa dunia
Nafi tanpa isbat berarti kematian
Bagaimana Khalil bisa matang dalam cinta
Sebelum nafi menunjukkan jalan menuju isbat
O kau yang suka berbantah di kamar kecil
Serukan kalimat nafi la ilah di depan Namrud
Apa yang kaucari tak seharga dua butir jelai
Resapi olehmu tenaga kata tiada tuhan selain Allah
Dia yang memiliki pedang nafi di tangannya
Akan menjadi penguasa alam semesta.*
(dari buku What Should Then Be Done O People of the East and Poems from Iqbal, Kumpulan Sajak Iqbal, Pesan Kepada Bangsa-Bangsa Timur, terj. Abdul Hadi WM, Mizan, 1985).