Home Berita Gus Hamid: “Umat Islam Harus Berwajah Intelektual”

Gus Hamid: “Umat Islam Harus Berwajah Intelektual”

819
0

Orasi ilmiah sekaligus peluncuran buku terbaru Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Phil  berjudul “MISYKAT: Refleksi tentang Islam, Westernisasi, dan Liberalisasi” Ahad kemarin (15/04/2012) menarik berbagai kalangan tokoh dan aktifis di Jawa Timur.

Sirikit Syah, MA – salah seorang penulis produktif– mengapresiasi buku MISYKAT. Dalam sambutannya mewakili ICMI Jatim ia terus terang mengatakan tema ini cerah dan mencerahkan. “Temanya menarik, sayang kalau acara ini saya lewatkan,” sambutnya dengan semangat.

Dalam acara yang diadakan di hotel ELMI Surabaya ini, Gus Hamid demikian Hamid Fahmy Zarkasyi akrab dipanggil berhasil memukau hadirin.

Bernas, kronologis, dipadu nalar yang tajam dan renyah, mirip gaya tulisannya di MISYKAT. Meskipun tema-tema yang dibahas tergolong berat, tapi Gus Hamid menyampaikannya dengan lancar-mengalir dan mudah dipahami.

“Tulisan dalam MISYKAT sengaja saya buat sederhana, gaya bahasa pendek-pendek dan mudah dicerna. Agar semua kalangan bisa menikmati. Sebab yang membutuhkan bukan kalangan tertentu saja, tapi umat keseluruhan,” jelasnya.

“Saat ini tak banyak orang yang meminati ilmu. Acara konser itu jauh lebih banyak dikunjungi orang dari pada acara seperti ini. Penghargaan kita terhadap ilmu sangat-sangat kurang,” tutur putra salah satu pendiri Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo tersebut mengawali orasinya.

Menurutnya, semua itu terjadi karena kaum Muslim kehilangan identitasnya akibat pengaruh budaya Barat.

“Pengaruh Barat terhadap pemikiran umat Islam, tak hanya pada tingkat akademik saja. Tapi, pengaruh itu nampak dari pernyataan-pernyataan sejumlah tokoh masyarakat, wacana liar mahasiswa dan opini di media masa maupun jejaring sosial,” ujar Gus Hamid.

Menurut  Hamid, di bidang pendidikan,  umat jugatelah dirusak. Barat bercita-cita menghapus wajah Islam melalui pendidikan. Gus Hamid memberi satu kasus tentang pendidikan karakter.

“Pendidikan karakter itu proyek Barat untuk menggantikan pendidikan agama. Mereka ingin lebih baik anak-anak Muslim itu berkarakter dari pada beragama. lebih baik humanis daripada religious,” ujarnya..

Gus Hamid sangat berharap umat Islam meletakkan agamanya itu di ruang sosial dengan wajah ‘cantik’.

“Tidak bisa dipungkiri, agama Islam itu agama publik tidak seperti agama lain yang private,” tambahnya.

Wajah ‘cantik’ yang dimaksud adalah wajah Muslim yang berilmu. Karena problem terbesar  krisis ilmu. Dengan lugas dan tegas ia mengatakan, “Wajah Umat Islam harus berwajah intelektual.”

Membendung Liberalisasi Barat

Selain itu, ia menjelaskan tentang upaya membendung liberalisasi Barat pada bidang pemikiran. Caranya dengan membentuk komunitas-komunitas ilmu. Karena menurut Gus Hamid, dari komunitas ilmuan dan ulama itulah yang kelak akan mengerucut menghasilkan konsep-konsep Islam. Konsep Islam itulah yang saat ini dibutuhkan umat.

Menurut doktor bidang pemikiran dan peradaban lulusan ISTAC Malaysia itu, Islam itu adalah ilmu.

“Jika ilmunya dirusak, maka Islamnya akan rusak juga,” imbuhnya.

Pernyataan itu diamini Ketua ICMI Jatim, Islmail Nachu.

“Tulisan Gus Hamid ini saya yakin akan memperkuat basis keilmuan Islam di Indonesia,” ujar Ismail yang kemarin hadir bertindak sebagai pembedah MISYKAT.

Gus Hamid menolak jika berbagai argument dan pendapatnya tentang  Barat itu dianggap sikap kebencian. Ia hanya menulis  dan berbicara Barat apa adanya, sebagai upaya mengenalkan wajah Barat kepada umat.

Walhasil, acara launching buku Gus Hamid ini tampaknya memang telah memiliki daya tarik tersendiri.  Terbukti,  sekitar 130-an peserta yang hadir dari berbagai daerah (sebagaian datang jauh-jauh dari; Pamekasan, Sidoarjo,Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Malang, dan Madiun) dan berbagai latar belakang  duduk dan mengikuti acara dengan antusias tanpa beranjak sedikitpun.*

Leave a Reply