Home Berita Guru Besar IPB Workshop Filsafat Sains bersama Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi

Guru Besar IPB Workshop Filsafat Sains bersama Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi

10791
0

Masa di mana pandemi belum bisa dikatakan usai seperti saat ini, membuat beberapa kalangan menelaah kembali persinggungan antara sains dan agama. Belum hilang kesan, perdebatan di kanal sosial media beberapa waktu lalu, sekolah Pascasarjana IPB juga tidak mau ketinggalan pada perbincangan yang ada.

Selasa 3 Agustus 2021, Direktur Utama INSISTS Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi diberi kehormatan oleh dekanat untuk mereview kurikulum filsafat ilmu program doktor IPB bersama 35 guru besar. Pada kesempatan itu, Prof. Hamid mempresentasikan risetnya perihal model sains integratif.

Workshop yang diisi oleh Prof. Hamid dan dihadiri oleh tidak kurang dari 35 guru besar IPB tersebut menuai diskusi menarik, tanpa terkecuali antusiasme juga apresiasi dan komentar.

Misalnya saja, apresiasi juga komentar dari Prof. Ahmad Sulaeman. Beliau mengharapkan jika pengajaran filsafat sains di IPB bisa mengikuti apa yang dijelaskan oleh Prof. Hamid. Sebab secara prinsip sebagai negara yang berketuhanan, menjadikan teologi sebagai ‘hard core’ sudah menjadi kemestian.

Prof. Damyati juga menyimpan kesan yang identik, sambil di saat yang sama menanyakan kembali, apakah akan ada “clashes of thoughts” dari perbedaan mendasar antara Islam dan Barat dalam melihat basis epistemologis dari sains tersebut.

Kesan yang kurang lebih sama juga disampaikan oleh Prof. Etty Riani, Prof. Nastiti Siswi. Prof. Husein al-Attas tidak ketinggalan meminta pendapat Prof. Hamid tentang argumen “science for science”. Beberapa peserta lain menyumbang tanya, terkait bacaannya terhadap Ibn Sina, al-Ghazali juga Ibn Rusyd.

Antusiasme juga diskusi hangat pada diskursus filsafat sains Islam di ranah akademis, lebih-lebih pada institusi kenamaan termasuk kabar gembira yang patut disyukuri.

Syukur, sebab, kalangan akademisi mulai menyadari kegamangan sains bercorak Barat yang populer saat ini. Di mana pada kenyataannya sains tidak mampu menjawab problem duniawi yang begitu rumit sekaligus kompleks. Di saat yang sama, keinginan untuk kembali kepada sains yang berbasis pada Agama mulai menguat, karena dengan kekhasannya mampu menutup lubang kegamangan sains yang mewujud di mana-mana. @syam_un

Leave a Reply